normally semua manusia ingin menang atau sekedar mengungguli manusia lainnya, secara individu atau berkelompok. hidup sebenernya adalah sebuah kompetisi yang pejuangnya bakal ngelakuin apa aja buat menang. a few days ago i made a post about euro cup 2012. sekarang itu kompetisi udah mau masuk ke babak semifinal dengan menyisakan empat grup yang "harusnya" sih kuat. dan tadi pagi inggris pulang setelah dikalahin italy dalam drama adu pinalty. apa sih yang salah dari taktik inggris? gak ada, taktik adalah pilihan dan semua pelatih punya pertimbangan sama taktik apa yang akan dia pake. cumaaaaaaaaa siapa yang lebih nekat ngelakuin apapun buat menang, emang lebih pantes jadi juaranya. dan italy dari menit pertama udah nunjukkin kalo mereka harus menang.
itu sih di dunia bola, karena di kehidupan nyata kemenangan yang gue maksud bukan cuma sekedar menangin sebuah pertandingan yang dipimpin wasit kaya gitu. pesaing pesaing yang muncul juga bukan sekedar orang yang sama sekali gak lo kenal tapi bisa juga temen lo, saudara, bahkan diri lo sendiri. tentu aja ngalahin diri sendiri adalah tantangan yang terberat dan saat saat menulis skripsi adalah pertarungan terberat antara gue dan diri gue sendiri.
sama kaya anak sd, smp dan sma yang udah susah susah dateng jam 7 dan pulang sore hari selama bertahun tahun cuma buat dengerin guru guru pada ngoceh, dan nasib kelulusannya cuma ditentuin sama yang namanya ujian nasional. gak jauh beda sama mahasiswa yang hidupnya selama tiga setengah tahun duduk di kelas doang, di bangku yang ngepas badan dan bikin susah buat ngulet, yang kalo ngobrol disebutin nomer registrasinya abis itu disuruh ngerjain soal dengan terpaksa sambil nengak nengok ke arah temen berharap dikasih tau jawabannya. dengan perjuangan gue dan temen temen gue yang seberat itu sebagai mahasiswa, ternyata kelulusan kita masih aja bergantung sama yang namanya skripsi.
dari awal semester 8 yang harusnya menjadi semester terakhir dalam kehidupan strata satu kami, gue dan temen temen udah bersaing ngerebutin dosen pembimbing yang rela dan siap ngadepin kita sebagai mahasiswa bimbingannya *elap ingus*. beberapa temen gue langsung ngincer dosen dosen killer berharap gak dibantai pas lagi sidang. sementara yang gak mau ambil pusing dan ribet kaya gue lebih memilih dosen pasif yang bahkan ngebentak aja gak bisa. well, ini namanya taktik dan stratehi. selanjutnya badai yang datang bukan cuma kesulitan materi yang akan gue hadapi, tetapi juga faktor eksternal yang sama sekali gak diekspektasi ikut ikutan menyeruak, kaya dosennya pelatihan dua minggu gak pulang pulang, atau sekedar ganti materi karena materinya kurang sesuai. haha such a ridiculous.
dan sampailah di akhir semester ini, dimana keliatan deh tuh yang mana yang survive dan bisa lolos ujian ujian maut. unfortunately, i cant survive :). dengan berbagai alesan yang sebenernya gue bikin bikin, maka masuklah gue sebagai manusia yang gagal dan gak bisa dikategorikan sebagai pemenang. but....lets take a look at the title, "its not only about being winner", yak versi menang dan menjadi pemenang gue geser sedikit. menjadi pemenang adalah saat lo bisa menerima dengan selapang lapangnya bahwa lo lagi dalam posisi kalah telak. we bounce back guuuuuuyyyyyyysssssssss. semester depan harus abis abisan dibantai, time wont wait. daaan buat temen temen gue yang akan merasakan kejamnya dunia perspsan besok pagi oyot, ijal dan indah semangat yaaaaaaaaaaaaaa, jangan mudah patah :"D