Senin, 10 Juni 2013

Peralatan dvd-an dan 50/50

Salah satu cara agar betah nongkrong di dalem kosan  adalah dengan membawa peralatan dvd-an yg merupakan doping terbesar dalam hidup saya. Laptop, dvd portable (which is new that i just bought a week after being a kosan girl), dan tidak lupa kaset kaset dvd yg ngadet kalo diputer pake dvd yg ada di laptop. Tidak ada yg lebih menyenangkan ketimbang bercucuran air mata di kamar sendiri and feeling sooo much satisfied karena filmnya tob markotob .

Actually, 50/50 wasnt the first movie that i watched here. Tapi film ini bikin saya #mewekparah #asalways karena ceritanya asik banget. 

Kenapa asik?

Ceritanya simple, tentang cowo 27 tahunan, Adam (JGL) yg kerja di Radio Station. Menjalin hubungan dengan seorang cewe yg mulai boring karena kesibukan keduanya. Adam juga punya sahabat yg bokep kocak, sembarangan, tapi juga ganjen, Kyle (Seth Rogen).

Hidupnya lurus lurus aja, sampai suatu hari dia divonis menderita kanker langka yg namanya aja perlu waktu lama untuk dihafal, dan kemungkinan survivenya sekitar 50/50.

Ternyata kena kanker itu sungguh ribet.

Adam diharuskan konsultasi ke Therapyst yg ternyata masih mahasiswa magang rumah sakit, yang punya gelar doktorat aja belom, Katherine (Anna Kendrick). Dan disarankan untuk ikut kemo yang super keras dan akhirnya memforce dia untuk menggunduli rambutnya.

Disinilah cobaan datang bertubi-tubi, yg membuatnya nyaris berulang kali ingin menyerah. His gf cheated on him, keadaannya yg dirasakan tidak membaik seiring proses medikal makin menambah runyam masalah, dan kemo yang melelahkan itu ternyata gak menahan laju kanker, maka jalan satu satunya adalah operasi pengangkatan kanker. Yang berhasil atau tidaknya berarti hidup atau mati.

Maka terlihatlah orang orang yg tetap di samping kita, no matter what, dan men-support kita what ever it takes. Kedua orang tuanya, tetep adaaa terus. Nemenin sampe saat sebelum operasi, bahkan Mamanya ikut supporting group for cancer which is surprised him. Kyle yg urakan, yg bokep dan selalu ngajakin dia nongkrong di bar kalo midnight tanpa terlihat memerdulikan dia, ternyata menghabiskan buku "facing cancer together", how sweet. Dan Katherine yg setia nungguin di ruang tunggu operasi sampai selesai.

Operasinya berhasil, as i expected. Karena gak rela juga kalo JGL metong gitu aja.

Tentunya diiringi dengan kembali sehatnya dia, back in shape, rambutnya mulai tumbuh tipis tipis (which reminds me of Randy), dan mencoba menjalin hubungan sama Katherine.

Happy ever after.

But....the point is, never give up. Every body will face their own death with their own way. Stay positive.

@cicacicoy

Senin, 03 Juni 2013

Pergunjingan mengenai kosan saya.

Postingan saya sebelumnya tentang bagaimana dengan ikhlasnya menerima kondisi kosan saya yg lebih pantas disebut walking closet, agaknya mulai jadi boomerang. Kenapa boomerang? Kenapa bukan Jamrud? Atau Armada?

Cerita ini diawali dengan minggatnya temen se kosan saya, Devi namanya (kalo gak salah). Rumahnya di Tanggerang yang ternyata adalah seorang rider antar kota antar provinsi ini ngaku gak kuat bolak-balik kantor rumah setiap hari. Katanya makan waktu satu jam, dan cuapek bener. Maka dengan kesotoyan dia minta tolong temennya buat ngetakein satu kamar di kosan nya. 


Devi : Ka, aku mau ngekos ah di kosan kamu. Masih ada yg kosong kan? Jagain ya.. aku mau   lgsg pindah aja ke sana.
Rika : Kamu yakin gak mau liat dulu? Siapa tau gak sreg.
Devi : Enggalah, aku udah males nyari nyari begituan.

Maka pindahlah dia ke kosan ini, yang ternyata berujung pada curhatnya di sosial media mengenai kamar yang sempit dan kerinduannya sama kamarnya yg luas *kamar apa lapangan buat solat ied?". Doh! This is what Rika scared of, si Devi gak betah dan langsung balik ke rumahnya setelah sebulan.

Setelah minggatnya Devi dari kosan, saya yg penasaran sama kronologinya lgsg menanyakan ke Rika. Bener aja deh, ceritanya Devi malah ditambahin bumbu mistis yg bikin kita (manusia yg tersisa di kosan) kalang kabut dan was was sampe beberapa minggu setelahnya. Haha this is funny, orang yang gak lama di kosan malah berhasil bikin orang yang hobi di kosan ketakutan. Laknat.

Selanjutnya tibalah saya dan Keke pada suatu sore, dimana kerjaan masih numpuk, stres, dan kami malah asik ngobrol bersama Poppy, Mas Rimbun , dan Mas Wira. Ujung ujungnya kok ya obrolan ini berujung ke kosan kami (saya dan Keke), yang abnormal dan dianggap melebihi ambang batas manusia.

Ceritanya, ada temennya Keke yang numpang menginap Jumat yg lalu. Dia salah mengira bahwa kamar saya adalah kamar mandi karena pintunya emang pintu kamar mandi yang diputer lalu diceklek (kebayang gak?). Dan ukurannya yg buat solat aja sempit bikin saya dan Keke jadi bulan bulanan.

Lalu tetibaan Mas Rimbun dan Mas Wira heboh hebohan menyuruh kami pindah kosan. Katanya gak layak tempat kaya gini buat tidur, karena mereka udah curiga semenjak sering mengantar Keke sampe kosan. Saya masih gak ngerti tujuan nulis postingan ini, tapi jujur aja kata kata mereka jadi bikin saya kepikiran, "apa ini beneran gak layak?" Jika iya mudahkanlah saya menemukan kosan baru. Amin.

:")

#CicaSiAnakKosan #BukanCicaSiLumbaLumba