Minggu, 31 Maret 2013

Tentang Sebuah Hubungan

Agaknya bingung memulai postingan hari ini dengan kata-kata apa. Postingan ini sebenarnya gue dedikasikan untuk setiap tanggal satu yang mulia dimana setiap tanggal itu gue dan dia sama sama ganti status bbm :)). Well, hari ini tepat tanggal satu yang kedua tiga lhooooo.

Beberapa tanggal satu pertama kami mungkin adalah bagian terindah dari hubungan ini. Bagaimana setiap detik rasanya manis sekali. Bagaimana cerita seakan tak ada habisnya untuk dibagi. Bagaimana perwujudan ngambek masih jinak-jinak bayi tapir. Bagaimana rasanya kalender mau diulang sabtu-minggu terus sampe lebaran kuda. Dan bagaimana pelampiasan amarah hanya duduk diam saling melirik, kemudian saling minta maaf dan menyalahkan diri sendiri. Andai momen ini bisa dikristal dan diperbanyak, terus dijual, gue pasti kaya.

Di pertengahan, tanggal satu kami agak memuram. Keegoisan kami sama-sama tumbuh membesar, sampai ruangan terasa penuh. Weekend terasa tak secepat dulu, cenderung lambat. Ngambek-ngambek imut berubah jadi lempar-lemparan garpu. Cubit-cubit manja bertransformasi jadi cubit gadget sendiri-sendiri. Dunia kamu seperti tersekat kain tipis yang tak tertembus apapun. Kiamat kecil mungkin namanya.

Kemudian tanggal-tanggal satu beberapa bulan belakangan ini, akhirnya kami seperti kembali menemukan tujuan mengapa dulu kami memutuskan bersama. Lempar-lemparan garpu sirna, seiring munculnya pengertian untuk saling memaafkan. Cubit gadget sendiri dipersempit jadi cubit satu gadget berdua alias main game di gadget yang sama. Egois pasti gak mau ilang gitu aja, tapi kehadirannya gak menyesakkan lagi. Weekend kembali ke bentuknya yang menagihkan.

Kalo boleh jujur, gue lebih suka tanggal satu belakangan ketimbang tanggal satu di awal-awal. Lebih apa adanya. Gue suka bagaimana dia menuturkan bahwa caranya sekarang mungkin gak sama kaya dulu, tetapi tujuannya tetap sama. Bagaimana dia manggil gue dengan panggilan paling aneh sejagad bima sakti. Bagaimana dia tertawa melihat goyang salsa super cacat yang gue peragain dengan totality. Bagaimana dia tetep bisa bikin gue kangen sampe nangis-nangisan sendiri. Ooooh i love him, noone compares.

Terimakasih ya ebi tetep tahan sama aku sampai tanggal satu yang ke-23. Terimakasih karena galakmu kok ya belum luntur juga, tapi aku jadi tau kalo sayangmu gak akan luntur. Terimakasih sudah dan akan terus mau mendengar ocehanku, yang sepenting pentingnya paling tentang si Fira lagi deket sama siapa. Terimakasih tetep ngegantiin status bbm setiap tanggal satu, hihi. Semoga kita belum jauh dari titik awal kita mulai, dan masih sangat jauh dari finish impian kita.


Much Love

Cica Badai Ndut Ndut :p

Kamis, 07 Maret 2013

Malam Minggu Miko : Bagaimana ini dimulai dan berakhir.

Harus diakui dengan sangat berat bahwa gue adalah salah satu pengikut dari Raditya Dika. Bagaimana gue sebagai seorang alay saat smp tumbuh dan berkembang bersama Kambing Jantan, masterpiecenya Raditya Dika. Dan bagaimana gue begitu tertarik membeli semua buku-buku yang muncul setelahnya tanpa mesti mikirin besok makan apa (uang jajan abis sekali beli buku).

Semenjak manusia ini menanjak dan terpampang nyata, gue jadi suka sesekali ngecekin websitenya dia. Kira-kira dia uda ngepost apa aja, masukkin vidio apa di youtube, atau sekedar bacain cerita cerita konyol dimana semua novel novelnya nyaris berangkat dari sana. Dan dari situ juga gue tau bahwa dia sedang mengerjakan proyek dengan nama "Malam Minggu Miko".

Sekilas gue baca sih, Malam Minggu Miko ini adalah kumpulan cerita cerita ngenes malam minggu yang dilalui Miko sang pemeran utama, dengan tambahan cerita dari temen sekontrakannya Ryan dan pembatunya Mas Anca. Gue sih jujur aja gak ngikutin di Kompas TV, karena ternyata youtube lebih gampang dijangkau, dan orang-orang dengan gegap gempitanya ngepost-in vidio Malam Minggu Miko regularly. Walhasil home di youtube gue isinya Raditya Dika doang. INI SALAH SIAPA?

Dari mulai Nissa, Miranda, sampai Rachel gue ikutin tanpa putus. Some are good some are flat, yaaa begitulah cerita. Gak mungkin juga semuanya seindah Youve Got Mailnya Tom Hanks, atau What Women Wantnya Mel Gibson, toh Miko juga gak seganteng dan secharming mereka. Tapi i loooove how it ends. Raditya Dika ini kaya niat mengakhiri ceritanya dengan cara itu sedari awal dia nawaitu mau bikin project ini. Akhirnya semacam bikin gue ngiri sama orang yang udah duluan bikin tulisan mengenai ini, dan membuat gue merasa seperti a natural born follower, follower sepanjang masa. Ending dari ceritanya kaya memiliki misi terselubung bahwa cinta hanya butuh kesabaran, kepercayaan, dan kehadiran tanpa pamrih. aaaaaaah~ *cipokinfotopacar*

In short gue ingin berterimakasih sama Raditya Dika yang sudah menjadi pioneer penulis muda yang gak cuma bisa nulis novel cinta-cintaan, tapi juga diselingi dengan pup di celana. At least gue merasa bahwa cinta gak melulu sesempurna apa yang gue tonton di film film hollywood yang selalu bikin gue ngemutin kabel laptop, tapi juga segala hal buruk yang terjadi harus termasuk ke dalam paket cinta itu sendiri. KAPAN NGELUARIN BUKU LAGI BANG? GUE MAU NABUNG DARI SEKARANG?

xoxo