Senin, 18 Agustus 2014

Review Amira (Part 1)

Urusan email email katering minta price list gue stop dulu tertanda hari ini. Semingguan kemarin kerjaannya download brosur aja, minggu ini move on. Menetapkan pilihan. Kebetulan gue dan Randy sama sekali gak ribet, dan gue bahagia banget akan ini. 

Urusan katering ini yang (katanya) paling ribet, kita mau eksekusi duluan. Kalo udah cocok sama kateringnya, besok besok sisa nyicil bayarnya aja kan. Hidup segini simple kenapa masih aja banyak orang yang bikin susyeeeh.

Step satu adalah mengeksekusi yang harganya mahal, semacam Puspita Sawargi, Sawargi, Permata dan berbagai harga katering yang sangat gak cocok di kantong kita langsung coret tanpa kepikiran "tapi katanya ini enak.", "di web ini rerviewnya bagus!" dsb dsb.

Randy bilang : "Email aja semua bi, yang harganya over budget, di-bye tanpa babibu. Aku gak mau nikah malah nyusahin kita secara finansial, fisik juga hati.". Calon bapaknya anak anak banget deh pacar gue. Irit.

Step dua setelah berhasil nemuin yang murah adalah, buka weddingku.com, tempat segala macam pengantin curcol. Dari yang budgetnya beleberan sampe yang super minim (kaya kita), ada disini. 

Actually, gue sudah sangat sangat tertatik sama satu katering berbuah menjelajah weddingku di jam kerja, Amira Katering. Reviewnya oke banget biarpun low price. Tambah yakin setelah membuka webnya. Design webnya bagus bukan kepalang, sophisticated.Simple dan anak muda banget (mengingat yang menikah mostly adalah anak anak muda) jadi desainnya masuk banget ke gue.

amiracatering.biz

Ditambah head officenya di kalibata, tinggal kesandung sampe dari kantor Randy. Maka gue utus dia kesana untuk menanyakan hal hal cere ke marketingnya. Beruntunglah pacar gue bawel (Alhamdulillah). Selesai dari sana lalu kami dapat jadwal test food, dan randy ngoceh panjang lebar tentang Amira dari pancoran sampe bekasi.

Hari minggunya gue berangkat ke gedung makarti untuk test food pertama Amira. Kita langsung ketemu sama Mbak Ima, randy bilang ini ownernya, mbak mbak yang ia temui di head office waktu itu. Orangnya baik, ramah dan sangat komunikatif. Kami dipersilahkan melihat dekor karena kebetulan makanannya belum ready untuk dites.

Entah karena udah sreg atau emang bagus, urusan dekor mah cincay. Sesuai banget sama yang di web, elehan dan gak terkesan mureh (pictures are soon to be uploaded). Maka fokus kami langsung tertuju ke makanan.

Setelah di-oke-in sama Mbak Ima untuk nyobain makanan, kami langsung terjun tanpa kenal malu. Semua makanan dikit dikit diambil dicobain. DAN ENAK SEMUAAAAAAAA. Bahagiaaaaaaa <3.

Rasanya beban di pundak menghilang 20 kilo dari 25 kilo, sisa lima kilo adalah cicilan ini itu yang harus dibayar. Bagian tersulit dari sebuah resepsi pernikahan sudah diceklis pake segala dibold & italic. Yeay. Perintilannya kurang lagi satu. Pesan gue untuk calon calon pengantin yang beleberan di luar sana, gak usah kerepotan sendiri lah sama macem macem urusan pernikahan. Make it simple, maka Allah permudah.

Ciaobella

Kamis, 14 Agustus 2014

Memutuskan tempat dan tanggal pernikahan :) (Finally).

Cerita gue menua dan beranjak dewasa kan sudah diteriaki sejak lama. Nulis seraya curhat juga sudah sering gue lakukan. Akhirnya setelah melalui lebaran bersama sebanyak empat kali, which is kalo nyicil mobil tinggal nunggu setahun lagi lalu lunas lah semua, kita memutuskan memulai perjalanan menuju ke jenjang yang namanya tabu disebut. Pernikahan.

Mendekati saat saat bergandengan tangan menjadi sangat halal. Subhanallah. Sumringah deh tuh belakangan ini jadinya.

Tugas pertama, tugas yang sangat menentukan kesuksesan acara sekali seumur hidup ini, yaitu pilih pilih gedung. Gue sama randy yang kebetulan gak repot maka langsung melist gedung gedung yang dekat sedekat dekatnya dengan rumah. Agar mobilisasi nya mudah. Simpel.

Bayangin deh, warga sipil kota Bekasi, nikah di gatot subroto, mesti nginep di venue barangkali ya. Menurut gue ini sangat kurang efisien. Maka list pun mengkerut, tinggal lima gedung barangkali.  

Gedung pertama BKOW, Raden Inten. Gue sedikit bercita cita menikah di sana dan suka banget dada dada meaningless gitu kalo lewat depannya. Karena parkirannya luas, daerahnya oke dan gak macet macet seperti di tengah kota gitu, ditambah lagi ada area drop off undangan gitu. Asik deh. Akhirnya gue samper kesana dalam kondisi gedung masih belum beroperasi karena lebaran, maka ketemulah kita dengan bapak satpam yang baik hati. Si Bapak ini menjelaskan harga dan segala macam fasilitas yang akan kita dapat. Kenanya 8.500.000 udah gede banget tuh ruangannya. Barangkali bisa disekat 4 buat kondangan jamaah. Gede aslinya mah gedeee! Tapi, (eh lah kok muncul tapi) review yang gue baca baca, charge katering dsb dsb di sana agak mahal. Gue kurang mengerti kenapa dan gak ada alasan yang make sense soal ini. Tapi begitulah adanya. Maka gue laporkan ini ke Randy, lalu mengurungkan niat langsung "iya" aja ke gedung ini. "Cari yang lain dulu aja ya bi...." gitu sih katanya. Gue pun setuju.

Gedung kedua DITLOG POLRI. Ini gedung tinggal batuk sampe sih kalo dari rumah Akung. Dulu tante tante gue menikah di sana. Karena Akung gue polisi yang artinya diskonnya bisa cincay dan mungkin gak perlu pake waiting list kali yaaa. UNFORTUNATELY, mungkin memang bukan jodohnya, gedung ini hanya mau menampung tamu yang banyak. Minimal 1000 tamu, yaelaaah macem gue sama randy temennya seberapa banyak sih. Agaknya menurut gue lebay gitu ngundang banyak banyak amat gitu. Maka gedung ini dieliminasi tanpa gentar.

Gedung ketiga Aula Mesjid Al-Azhar pondok Kopi. Tadinya gue sempet agak ragu dan males malesan mau pake gedung ini, kenapaa? Karena kayanya tuh gak oke oke banget. Sempit. Entah mengapa mungkin ini yang namanya jodoh, niat kesana cuma mampir aja biar gak penasaran. Ternyata antrian booking gedungnya gak abis abis. Gue tau tau jadi yakin aja. Ditambah lagi katering disini kok chargenya kayanya gak gede gede banget (usut punya usut harga charge katering bergantung dari gedungnya juga). Alhamdulillah bisa neken harga katering adalah anugerah terindah! Maka dp lah randy 2.500.000 dari total 8.500.000 untuk prosesi akad dan acara pernikahan. Dan seiring dengan dibayarkannya dp yang mulia, maka tersebutlah tanggal yang insyaAllah jadi hari paling indah itu. Ihiy. Masih diumpetin dulu karena masih teramat lama.

Here is the sneak peek <3


Horray! Urusan gedung selesai. Tinggal perintilan lainnya macam katering bla bla....PERINTILAN KATA LO CAAA?

Haha urusan katering akan dimulai minggu ini. Test food sana sini. Semoga lancar semuanyaaaaaaaaaaaa. Aaamiin. Selamat menikmati makan siang hratis (another happiness : pacaran gak ngeluarin uang makan, yey).

CIAOBELLA~~

Rabu, 13 Agustus 2014

Sherlock Holmes (the movie) versus (the series)

Assalamualaikum ya akhi yaa ukhti

Gue lagi sangat sangat keranjingan nonton Sherlock Holmes the series. benedict Cumberbatch sudah mengalihkan segala duniaku. Ewh!

Pada dasarnya gue memang anaknya penyelidik. Gue suka Conan semenjak gue SD dan selalu penasaran karena Sinichi Kudo menggunakan nama Conan sebagai samaran saat tubuhnya mengecil. Bukan bukan Conan the Barbarian, melainkan Sir Arthur Conan Doyle yang adalau author dari cerita mendunia Sherlock Holmes. Kebetulan juga Sinichi merupakan penggemar berat buku tentang detektif ini. Hmm. Maka anak SD mana yang gak penasaran bukan?

Setelah gue beranjak dewasa, rak rak yang berisi buku Sherlock selalu terasa melambaikan tangan ke gue minta dicomot. Ya embuh kenapa sampe sekarang gue belom punya sebiji juga. Padahal sih gaji udah sampe tumpeh tumpeh.

Pucuk di cinta ulam pun tiba.

Tahun 2009 filmnya muncul. Sherlock diperankan oleh Robert Downey Jr. which is very good in acting. Dr. Watson diperankan oleh Jude Law, which is one of my most fav man on earth, and also he is very british. Cocok lah buat peran ini. Ceritanya bagus cuma durasinya agak panjang dan untuk manusia semacam emak gue yang hobinya nonton berpacu dalam melodi, film macam ini ngeboseni, ngantuki, mumeti, jadi bye aja. Gue sodorin dvdnya, setengah jam pertama excited, setengah jam selanjutnya mulai nanya ini itu, nanya plot sampe nanya kameramen nya siapa, sisanya bobo manis di bangku. Pas dibangunin jejeritan, "KOK UDAH ABIS SIH!!!". Huftnezz.

Film keduanya tahun 2011. Gak terlalu jauh sama yang pertama, cuma Irine Adlernya passed away, and it made Sherlock broken. Durasi masih lama. Yang jadi bayangan gue selanjutnya, lalu nanti Sherlock akan berjodoh dengan siapa yaa? We'll find out sih karena trilogy nya gak lama lagi akan keluar. Yey!

Lalu semua orang semacam berbagi link download Sherlock Holmes the series di path. Ini apa sih? Agak bete ya karena gue belom apa apa udah membanding bandingkan capability Robert Down kepada si lelaki yang dari mukanya aja udah aneh banget, Benedict Cumberbatch. Sampai akhirnya gue menemukan dvd 2 in 1. Alias satu bungkus isi dua season Sherlock Holmes the series.

Rezeki anak solehah. Rezeki si mancung.

Beli lah gue dan pulang dengan ceria. Penyakit abis beli dvd adalah, plastiknya digeletakin aja sampe bego. Eh pas udah mau selesai liburan baru inget ada pr banyak banget. 

Nonton deh tuh satu episod kan yaaaaa. Terusnyaaaa ya Tuhan ampuni dosaku karena sudah meng underestimate orang yang segitu ganteng. Maafkan aku bang Ben. Kamu jagoan.

Menurut gue, Ben sud win over RobDown. Ben jauh lebih Sherlock, jauh lebih Enggeris, jauh lebih intelek, jauh lebih detektif. Di film beberapa kali ditunjukin kalo Sherlock (RobDown) bisa berantem dengan baik karena memanfaatkan kekurangan lawan dengan analisa singkat sekali lihat. Sementara di serial Sherlock (Ben) jarang banget berantem fisik. Lebih ke perang otak, perang intelektual. Brain is the new sexy, itu kena banget sih ke gue.

RobDown kurang Inggris banget mukanya, aksennya dan pendalaman karakternya cuma sampe di titik profesional karena dia harus meranin Sherlock Holmes aja. Sementara Ben, pooool. Ben adalah orang Inggris yang mukanya sangat Inggris, (sangat cocok jadi salah satu anggota keluarga Volturi), dan aksennya super Inggris.

Lalu penggambaran Dr. Watson juga cenderung berbeda. Di film peran Jude Law besar, dia sering menyelamatkan RobDown kalo terdesak. Sementara di serial tv, Martin freeman seolah olah kacungnya Sherlock. Martin Freeman juga terlihat sangat sayang Ben sebagai Sherlock. Cute deh, ditambah hobi ngambek.

Tapi keduanya tetap favorit akuuuu! Cita cita selanjutnya dalam waktu dekat bukan hanya ingin segera menikah tetapi juga mau beli bukunya. Ini udah diniatin pake banget.

Semoga terkabul. Amin.

Ciaobella~