Selasa, 14 Juli 2015

How to survive on a commuter line

Pekerjaan baru memaksa gue bertransformasi menjadi anker (anak kereta). Entah gue mesti senang ((senang untuk apa)) atau harus sedih menghadapinya. Sejujurnya ini berat, karena naik kereta harus berdesak desakkan dan gue orangnya gak tegaan. Masa iya setiap gue mendorong ((tanpa sengaja)) ((karena buah hasil dorongan orang lain pula)), gue harus minta maaf. Gak sekalian pinjem speaker mas masinis buat minta maaf, #lehuga.

Pada akhirnya gue mendesak adik gue untuk mengantar hari pertama naik commuter lain sambil potong tumpeng kalau perlu. Kereta bekasi itu per 5-10 menit pasti datang silih berganti, hebatnya lagi biarpun sering muncul tetep aja penuh sampe mublah mublah. Hell yeah Bekasi <3. Sesampainya di stasiun gue sama adik gue jawara commline bekasi bagian Klender Baru berdiri di barisan paling depan. Kereta wanita, they said. Lebih aman memang tapi effortnya lebih besar, kumpulan wanita lebih sparta dari lelaki sejujurnya. Boleh dicoba deh!

Adik gue ini santai banget, pasang masker earphone lalu menatap lurus ke depan. Sementara gue pasang earphone gemetar, tengak tengok kapan keretanya datang, terus udah siap siap di posisi tegak sempurna melambai lambai pada kereta tanpa maksud. Adik gue lalu menengok dan bilang

"Lo apalin mbak hari ini lo berdiri dimana, misalnya di seberang tong sampah. Kalo gak dapet posisi paling depan, baris di belakang orang yg berdirinya tepat di titik yang sudah lo tandain. Jangan di samping, masuknya susah."

Dia menatap ke depan lagi, lalu tiba tiba menengok lagi.

"Tenang ajaaa lo pasti akan jd lebih jago dr gue :). Lo akan naik kereta setiap hari toh."

Lalu kereta datang. Gue terdiam, menghapal baik baik pesan ibu fira, adik yg sangat inspiratif. Salam super. Sesaat sebelum pintu dibuka, ibu ibu sudah mulai mendorong. Gue pasrahkan biarkan gue terdorong biarkan gue terbawa arus. Halah. Alhamdulillahnya gue berhasil naik di kereta tersebut. Biarpun, di dalam itu saking penuhnya lo bahkan gak perlu pegangan.

Ini yg dibilang orang orang GO WITH THE FLOW~.

Di dalam kereta gue sarankan untuk pura pura bobo ajaa. Agar semua penderitaan lo akan terasa cepat berlalu dan pada akhirnya lo sampai di tempat tujuan dengan sukacita. Tidak perlu banyak komentar, penuh, aduh jangan dorong dorong dsb, karena gaka akan berefek sama sekali. Mereka semua juga go with the flow. Ahak.

Turunpun, nah ini, bahkan saat turun aja ibu ibu sparta pasti rebutan. Dorong dorongan seperti sedang nonton superman is dead di sebuah pensi sma. Jadi lagi lagi sarannya go with the flow. Kalau didorong ikut aja, pelan pelan, cari pegangan, supaya kalopun jatoh gak nyusruk nyusruk amat.

Kereta tanah abang sudirman

Berikut adalah pemandangan kereta Sudirman Tanah Abang yg kebetulan bukan rute gue, alhamdulillah. Gak pernah kosong dan selalu penuh. Warbyasak.

Jadi inti dari tulisan panjang ini adalah, jika kamu berniat menjadi anker yg baik budi dan hatinya, siapkan mental terlebih dahulu. Kalau gak siap, bisa jadi setiap kereta berhenti lo hanya akan menatap nanar kereta tersebut berlalu. Yang kedua pasrahkan, go with the flow bahasa bagusnya. Ikuti arus saja, bukan berarti gak punya pendirian bukan, melainkan anaknya harus mengikuti tren commuter line saja. Sisanya perbanyaklah berdoa, karena kalo lo dikelilingi wanita sparta hanya Tuhan lah yg mampu menolong lo.

Sekian cara cara ampuh gue bertahan dan mampu berjuang bersama ibu ibu sparta di dalam kereta. Jadilah anak kereta yg sesuai passion anda. Ciao!

0 komentar:

Posting Komentar

Leave your msgs here!