19 November 2010, tepat lima tahun yang lalu adik gue meninggalkan dunia ini untuk selama lamanya.
Gue ini kakak macam apa sih? Sudah lama sekali rasanya saat terakhir gue mengenangnya, menulisnya, membayangkan mukanya, sampai detik ini pun gue masih merasa dia ada tapi ya lagi kuliah dan belum bisa pulang.
Bagaimana Cha kejadiannya? Sebagian besar teman gue mungkin udah bosan dengar ceritanya. Udah khatam jalur ceritanya gimana. Adik gue, Ervina Putri meninggal karena kecelakaan motor (yang bagaimana terjadinya sampai hari ini pun gak ada yang tau) di usia 17 tahun sepulang kuliah.
Kenapa sih kok cewek dibiarin naik motor sendiri? I told her not to, tapi ya apa mau dikata, dia suka dan merasa naik motor jauh lebih efisien ketimbang naik bus. Adik gue saat itu sedang kuliah semester satu di sebuah Universitas Negeri di daerah Ciputat, yang berarti sangat jauh kalau ditempuh dari Bekasi. Yeah i know, gue memanggul kesalahan besar dengan tidak memaksa adik gue untuk gak naik motor, dan gue menyesalinya sampai hari ini, I wish i could turn back the time :(
Apa yang bisa lo lakukan setelahnya Cha? Berdoa. Berdoa tanpa putus. Gue sangat percaya adik gue ini anak baik. Nggak pernah neko neko selama hidupnya. Dialah wanita pertama di keluarga gue yang memberanikan diri menggunakan hijab. Gue ingat sekali terlibat percakapan aneh dengan dia bahwa wanita yang gak pakai hijab, jangankan masuk syurga, mencium baunya pun enggak. Setelahnya gue gak bisa tidur kaya abis nenggak dua tong kopi item. Besoknya gue memutuskan berhijab. How she simply told me to do the right things with her own ways. And thats why i love her so much.
Apa yang membuat lo sedih Cha? Setiap liat nyokap gue inget Vina, hati gue remuk, hancur. Beliau selalu menangis dan bercerita dengan menggebu gebu. Gue percaya amatlah susah mengikhlaskan anak lo yang meninggal, biarpun sudah berpuluh puluh tahun berlalu. Ibu mana coba yang sudah mengandung dan melahirkan dengan segenap jiwa raganya yang bisa rela?
Well, di peringatan lima tahun mengenang kepergian adik gue yang teramat gue sayangi, namun tak pernah satu kalipun gue sampaikan kepadanya langsung, gue sama sekali ndak ingin bersedih hati ataupun menyesal dengan apa yang sudah terjadi. Takdir Allah sudah digariskan siapapun ngga mampu melawan.
Dear Vina, i dont know if you can hear me or not, tapi gue yakin lo tau kalau kami semua sayang sekali sama Lo. Dibalik sifat Ayah yang meledak ledak, Ibu yang hobinya uring uringan, gue yang moody, dan Fira yang bocah itu, kami nggak pernah ragu untuk bilang lo adalah hal terindah yang pernah kami punya. Waktu yang kita punya memang sangat sebentar, tapi gue akan mengingatnya sampai otak ini tak lagi mampu bekerja. Dari kecil kita suka dipakein baju sama, youre like a twin for me. We shared everything eventho we were not talking that much. I was in Rawamangun since i was so small so we couldnt spent many times together, but still youre the best sister and partner in the world.
Terimakasih karena selalu bisa bersikap jauh lebih dewasa dari gue. You are always the best BACKUP i've ever had. Lo selalu bisa menjadi tempat gue membuang segala unek unek yang bikin gue eneg. Lo inspirasi gue Vin. Lo pribadi yang sangat gue impikan, apabila gue diberi kesempatan untuk lahir kembali. Lo adik, sahabat juga sekaligus teman bertengkar yang paling baik. Stay awesome wherever you are. Syurga Allah menantimu Vin, Alfatihah :)
Salam,
Chi-cha
:( aku juga kangen vina ka ...
BalasHapuskami2 teman2 vina anak SMA N 92 yang selalu kangen keberadaan vina ka chi cha ...
Alfatihah ...
Sumpah Gw merinding baca artikel ini, gw juga salah satu temen via di kls XI & XII IPA yg sering sharing, becanda, main, belajar dll yang sehingga byk cerita antara kita, senang punya temen kaya vina & insyallah ngk akan lupa klo pernah punya sahabat lucu, baik, imut, pinter kaya Dia,
BalasHapussalah satu cerita lucu vina ke gw dulu, dia pernah diSiram/semprot pake aer selang di dpn pager rumahnya sma ibunya waktu SD gegara apagitu (lupa), semoga Vina ditempat kan ditempat terbaik ya Allah, amin, Alfatihah..