beberapa waktu yang lalu muncul film Indonesia yang jadi bahan obrolan dimana mana, Perahu Kertas. film yang didasarkan pada sebuah novel karya Dewi Lestari ini ternyata bikin gue yang agak agak kebarat baratan dalam memilih film menyerah dan nyobain nonton film ini sama si Randy. secara cerita sih gue gak tau dari segimana istimewanya bahkan terdengar klise dan gue udah bisa nebak akhirnya kaya gimana. mati matian gue bilang film itu gak mutu secara isi cerita, entah karena guenya bloon dan gak nangkep makna atau pesan moril yang berusaha disampaikan atau karena Maudy Ayunda yang super stunning dan bikin si Randy sempet nyebut namanya beberapa kali.
setelah kejadian menonton bagian pertama Perahu Kertas itu, si Randy gemes banget pengen beliin gue novelnya. sampek dua kali bolak balik arion sendirian haha, this is funny, gak kebayang aja mbak mbak toko bukunya ngeliat mas mas bankir yang nyari novel Perahu Kertas lengkap dengan baju batik dan asem ketek yang dibawa dari ciputat :p. sampailah novel itu di tangan gue minggu ini.
gue coba membaca karena kesel MU lagi ketinggalan 1-0 sama Spurs dan mencari distraksi pengalih pikiran. sihir apa gue masuk dong ke jalan ceritanya. malam itu gue cukup baca sampe dua bab karena gue harus mengembalikan mata gue ke televisi dan berharap harap cemas ada yang bisa ngejebol gawangnya Firedel, tapi gue meniatkan dalam hati supaya bisa cepet cepet baca lanjutan dari si novel itu.
tanpa banyak cas cis cus hari minggunya gue baca langsung sepuluh bab sambil nemenin Randy ngeband. lagi lagi gue gak bisa komentar soal kenapa si Mbak Dee ini ngangkat cerita yang klise dan ujungnya ketebak banget kaya gini, tapi ada magic yang bikin gue gak bisa lepas dan pengen melahap lembar demi lembarnya.
dua hari kemudian akhirnya gue berhasil sampai di akhir cerita yang udah gue tebak tebak dari pertama kali gue nonton novel yang direpresentasikan ke dalam film ini. gue tau Kugy pasti jadian sama Keenan walaupun seberapa banyak mereka ketemu penclokan di setiap gang pas mereka belok, entahlah Mbak Dee Tuhan di bukunya dong, gue cuma penikmat. tapi dari segi apapun gue memandang, buku yang ini punya magic sendiri yang bikin adiksi dengan peningkatan kadar setiap harinya. gue pernah mengalami hal serupa waktu baca novel luar negri, tapi ini pertama kalinya gue rasain dengan novel karyanya anak negeri. suggestnya mending nonton sekuelnya sekaligus baru baca bukunya hihi. xoxo.
0 komentar:
Posting Komentar
Leave your msgs here!